"Karena
esok, jam 4 pagi saya kedatangan tamu saya."
Ya,
John Wesley, selain terkenal dengan julukan sebagai Pendeta Berkuda -- karena
suka berkhotbah di atas kudanya kepada kerumunan orang yang ditemuinya -- juga
terkenal dengan ketekunannya berdoa tiap jam 4 pagi. Tuhanlah yang menjadi
tamunya.
John
telah memperlakukan Tuhan sebagai tamu setia nan istimewa lewat keteraturan
berdoanya. Kerapkali kita terjebak dalam pemahaman bahwa berdoa dapat dilakukan
kapan saja dan di mana saja, layaknya sebuah minuman kaleng: diminum bila haus
-- dicari bila diperlukan.
Kita
perlu berhati-hati bila menganggap doa dapat dilakukan kapan saja dan di mana
saja. Itu dapat berarti dua hal: kita sudah begitu dekat dengan Tuhan sehingga
kita merasa perlu menghubungi-Nya lagi kapan saja atau di mana saja. Itu bagus.
Tapi, di sisi lain, berdoa kepada-Nya kapan saja dan di mana saja dapat pula
merupakan kedok kemalasan kita yang tak mau berkomitmen untuk teratur berdoa.
Akhirnya kita tak peduli, tak setia dan malas. Dalam sehari bila kita tak
berdoa tak masalah, kan masih ada hari esok. Ibadah jadi tak berarti buat kita.
Tuhan tak diperlakukan dengan spesial.
Kalau
yang kedua yang terjadi selama ini dalam hidup kita, rasanya Tuhan tak lebih
dari sebuah minuman kaleng. -- Sidik Nugroho
"Doa
melahirkan percaya, percaya melahirkan cinta, cinta melahirkan pelayanan,
pelayanan melahirkan perdamaian."
~ Bunda
Teresa ~