Hampir tiap akhir pekan saya pulang ke
Malang sejak empat tahun lalu. Saya bekerja di Sidoarjo, sementara kedua orang
tua saya tinggal di Malang. Ada saat-saat yang selalu saya tunggu setiap akhir
pekan ketika kembali bertemu dengan keluarga. Saat-saat ketika saya dan orang
tua saling bercerita di meja makan tentang kehidupan kami masing-masing.
Juga, saat-saat ketika seorang keponakan
saya yang masih balita dulu selalu menyambut saya ketika mendengar bunyi pagar
rumah dibuka. Dia akan berlari keluar, menyerukan nama saya, lalu minta
digendong. Dia senang kalau saya ajak melihati kambing, domba, dan beberapa
ikan di kolam yang ada di dekat sawah di sekitar perumahan kami.
"Setiap orang yang baru tiba dari
bepergian jauh selalu mengharapkan seseorang menunggunya di stasiun atau
bandara. Setiap orang ingin menceritakan kisahnya dan membagi kepedihan hati
atau sukacitanya dengan keluarganya, yang menunggunya untuk pulang," kata
seorang yang bijaksana.
Hal itu memang benar. Itulah yang
membuktikan bahwa manusia tak dapat hidup sendiri. Manusia mengharapkan adanya orang
lain ketika ia kembali dari suatu tempat. Ketika kita menutup diri untuk
diterima orang lain, sesungguhnya tindakan ini akan mengecilkan arti diri kita
yang sesungguhnya. Jurang yang dalam berupa prinsip atau tujuan hidup memang
dapat menjadi pemisah sebuah relasi. Namun, kita tetap dapat dikasihi, meskipun
kadang orang yang mengasihi kita tak selalu sejalan dan sepikiran dengan kita. -- Sidik Nugroho
"Untuk
mendapatkan kesenangan sepenuhnya, Anda harus memiliki seseorang untuk berbagi
dengannya."
~ Mark Twain ~