Inilah sebuah gambaran yang mencengangkan tentang kehidupan seorang pemimpin. Saat ini, manakala banyak orang berlomba-lomba menjadi lebih kaya, lebih makmur, dan lebih memiliki banyak hal, ada seorang pemimpin yang meneladankan sebuah kehidupan sederhana bagi rakyatnya.
Begitu banyak orang yang terlalu berfokus pada apa yang bakal diraihnya, tapi tidak menikmati apa yang ada sekarang. Inilah orang-orang yang "miskin" -- tidak pernah puas, tidak pernah pernah mengucap syukur. Hampir tiap hari saya bertemu dengan orang yang tidak berbahagia dengan kehidupannya saat ini. Karena keseringan mengangankan kehidupan yang lebih baik, daya hidup pada masa kini seperti terkuras.
Dalam percakapan, selalu saja ada istilah-istilah bagi kehidupan yang lebih baik, seperti: "harapan yang terwujudkan", "penantian panjang yang berbuah manis", atau "impian yang menjadi kenyataan". Bila sudah demikian saya jadi teringat pada presiden lain, Jimmy Carter, yang suatu ketika, saat ditanyai wartawan yang bertanya kapankah saat yang paling membahagiakan dalam hidupnya menjawab: "Sekarang!" -- Sidik Nugroho
"Kekhawatiran takkan menghapus kesedihan hari esok, tapi merampas daya hidup hari ini."
~ Corrie Ten Boom ~