Dosa yang terungkap, dibeberkan di tengah masyarakat, efeknya akan luar biasa. Sidang digelar, pengadilan ramai. Namun, dosa yang tak ketahuan, tersembunyi jauh dalam relung hati, siapa yang tahu seberapa besar efeknya? Bahkan bukan efeknya, yang punya dosa kadang juga tidak sadar bahwa itu juga namanya dosa! Pengadilan seperti apakah yang akan membuktikannya sebagai dosa?
Iri hati, ketamakan, kesombongan, pikiran najis, kebencian dan sederet dosa lain, siapakah yang menjadi hakim atasnya? Tidak ada pengadilan atau negara di muka bumi ini yang mengatur hukuman bagi sebuah iri hati atau kebencian. Kita dapat menyimpan dosa-dosa tersebut dengan rapi -- sangat rapi -- sehingga kita bisa tampil dengan dua wajah. Wajah penuh dosa ketika digeret kuasa dosa; wajah ramah nan mulia ketika harus ramah, atau mungkin harus menyanyi dan beribadah di tempat ibadah.
Tuhanlah yang menjadi hakim bagi setiap dosa kita. Ia menghendaki kita supaya menyucikan diri dari semua dosa sebelum hati mengeras dan membatu; sebelum semua penyakit menggerogoti kita hingga menuju kematian. Marilah kita bertobat untuk dosa-dosa yang tak tampak itu, yang hanya Tuhan dan kita saja yang tahu. -- Sidik Nugroho
"Dosa dalam hati memang tak kelihatan, namun juga membahayakan bila tak kunjung ditepis."