February 11, 2014

Kenangan dalam Kehilangan

Dua tahun lalu, seorang murid saya di sekolah meninggalkan sekolah kami. Dia adalah anak yang suka bernyanyi. Ia seringkali menghabiskan waktu bersama saya saat istirahat untuk bernyanyi berbagai macam lagu. Murid ini suka sekali pada gitar; ia juga suka pada saya yang sering memainkan gitar. Ia pernah berkata pada orangtuanya untuk memiliki potongan rambut seperti saya.

Namun, suatu ketika ia harus pergi karena suatu alasan yang terlalu panjang untuk dikisahkan.

Dalam mengajar, juga mendidik tentunya, seroang guru memang tak boleh pilih-pilih -- ada anak emas atau perak. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa dari sekian ratus siswa, ada beberapa siswa yang dekat dengan saya, ada yang bahkan sama sekali tidak. Si murid yang satu ini bisa dikatakan yang paling dekat dengan saya di satu sekolah.

Nah, kehilangan seorang murid yang saya kasihi, membuat saya belajar sesuatu yang penting dalam hubungan antar-manusia.

Bahwa hidup, akan menjadi lebih hidup, bila kita bisa selalu mengisinya dengan hal-hal yang berarti selama kita hidup dengan orang lain. Itulah yang kelak akan disebut kenangan. Semua kenangan yang baik, yang indah, yang lucu, yang tak terlupakan, itulah yang akan menjadi milik kita, bila kita bisa menghargai setiap hubungan yang Tuhan anugerahkan untuk kita jalani dengan orang lain.

Dan, rasanya, itu juga hal-hal yang indah untuk menghiasi benak kita kala malam hendak tidur; atau suatu waktu, manakala kita hendak tertidur selamanya, dan tak lagi membuka mata. -- Sidik Nugroho

"Adanya kenangan membuat kehilangan seseorang yang berarti dalam hidup kita tak hilang selamanya."

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.