February 16, 2014

Anak yang Dewasa

Saya pernah hadir di sebuah ibadah di mana pengkhotbahnya menyatakan bahwa kita adalah anak-anak Tuhan yang selalu disayangi-Nya. Tidak salah memang; namun sepanjang khotbah itu, saya mendapat kesan -- dari isi berikut ilustrasi khotbahnya -- bahwa kita bagaikan anak kecil yang sering berbuat salah, nakal dan lucu -- dan walaupun demikian Tuhan sayang kepada kita. Pengajaran tentang kasih Tuhan lewat khotbah itu, menurut saya tak tersampaikan secara berimbang. 

Salah satu ilustrasi yang saya dengarkan adalah seorang anak yang salah membersihkan mobil ayahnya. Ia menggunakan sikat yang terbuat dari besi ketika menggosok mobil ayahnya sambil menyabuninya. Setelah dibilas, olala... catnya banyak yang terkelupas! Ketika sang ayah melihat anaknya berbuat kesalahan, anaknya ketakutan. Tapi, setelah itu... kita semua bisa menebak akhir kisahnya: sang ayah mengampuni kesalahan si anak dan kemudian memeluknya.

Ilustrasi itu menggambarkan kasih Tuhan. Tuhan sayang kepada kita. Tuhan mencintai kita tanpa syarat. Itu benar. Namun, Tuhan juga menghendaki kita bertumbuh dan menjadi dewasa.

Tak selalu kita menjadi anak kecil di dunia ini; begitu pula secara rohani. Kepada kita Allah bukan hanya memberikan kasih sayang, namun panggilan, tanggung jawab dan kedisiplinan yang harus kita pikul dan jalani. Kita tidak boleh terus-menerus salah menggunakan sikat pencuci mobil. Mungkin ini sudah waktunya bagi kita untuk menyetir mobil itu dengan baik! -- Sidik Nugroho

"Bertumbuhlah, jadilah dewasa, nikmatilah petualangan bersama Tuhan. Janganlah terus minta disuapi, sementara kita sudah bisa mencari makan."