January 31, 2014

Kita Bukan Orang Lain

Novel karya Harper Lee, To Kill a Mockingbird, pemenang penghargaan sastra Pulitzer tahun 1961, adalah sebuah buku yang bagus tentang bagaimana kita diajarkan untuk memahami orang lain. Dengan mengangkat isu rasisme yang masih marak di Amerika pada tahun 1960-an, Harper Lee menunjukkan kepada para pembacanya untuk tidak memiliki prasangka yang buruk terhadap orang lain.

Scout dan Jem, dua orang anak Atticus, selalu memiliki prasangka yang tidak-tidak kepada Boo Radley, salah satu tetangga mereka. Boo sering dianggap manusia berbadan besar, garang, dan menakutkan. Rumah Boo bagi mereka berdua selalu menjadi misteri yang terkesan angker karena Boo tampaknya tak pernah keluar rumah.

Anggapan mereka tentang Boo berubah total ketika suatu malam Jem diserang oleh seseorang yang misterius setelah Atticus -- yang adalah seorang pengacara -- menjadi pembela di pengadilan untuk seorang kulit hitam yang ia yakini tak bersalah. Ajaib, yang menjadi penolong bagi Jem ternyata Boo Radley.

"Kau tidak pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya ... hingga kau menyusup balik ke kulitnya dan menjalani hidup dengan caranya," demikian Atticus pernah berujar. Ujaran ini juga berlaku bagi kita dalam menilai orang lain. Kerap kita menyimpulkan seseorang seperti ini atau seperti itu hanya dari kesan ketika sekilas melihatnya atau sedikit hal yang kita dengar tentangnya. Saat ini, jikalau kita mudah berprasangka buruk, sadarilah bahwa kita bukan orang lain. -- Sidik Nugroho

"Jika Anda bertemu dengan seseorang yang kejam, sebenarnya Anda telah bertemu dengan seorang pengecut."
~ Anonim ~