January 7, 2014

Tamu Setia nan Istimewa

Suatu ketika John Wesley diundang makan malam di rumah seorang terpandang di suatu kota. Ia datang. Ketika jam menunjukkan pukul sepuluh malam, ia meminta diri untuk pulang, walaupun acara belum usai.

"Mengapa?" tanya si pemilik acara.

"Karena esok, jam 4 pagi saya kedatangan tamu saya."

Ya, John Wesley, selain terkenal dengan julukan sebagai Pendeta Berkuda -- karena suka berkhotbah di atas kudanya kepada kerumunan orang yang ditemuinya -- juga terkenal dengan ketekunannya berdoa tiap jam 4 pagi. Tuhanlah yang menjadi tamunya.

John telah memperlakukan Tuhan sebagai tamu setia nan istimewa lewat keteraturan berdoanya. Kerapkali kita terjebak dalam pemahaman bahwa berdoa dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, layaknya sebuah minuman kaleng: diminum bila haus -- dicari bila diperlukan.

Kita perlu berhati-hati bila menganggap doa dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Itu dapat berarti dua hal: kita sudah begitu dekat dengan Tuhan sehingga kita merasa perlu menghubungi-Nya lagi kapan saja atau di mana saja. Itu bagus. Tapi, di sisi lain, berdoa kepada-Nya kapan saja dan di mana saja dapat pula merupakan kedok kemalasan kita yang tak mau berkomitmen untuk teratur berdoa. Akhirnya kita tak peduli, tak setia dan malas. Dalam sehari bila kita tak berdoa tak masalah, kan masih ada hari esok. Ibadah jadi tak berarti buat kita. Tuhan tak diperlakukan dengan spesial.

Kalau yang kedua yang terjadi selama ini dalam hidup kita, rasanya Tuhan tak lebih dari sebuah minuman kaleng. -- Sidik Nugroho

"Doa melahirkan percaya, percaya melahirkan cinta, cinta melahirkan pelayanan, pelayanan melahirkan perdamaian."
~ Bunda Teresa ~