February 3, 2014

Jalan Sunyi Kejujuran

"Nantikanlah TUHAN dan tetap ikutilah jalan-Nya, maka Ia akan mengangkat engkau untuk mewarisi negeri, dan engkau akan melihat orang-orang fasik dilenyapkan." (Mazmur 37:34)

Zaman sekarang, saat segala hal dalam kehidupan tampaknya menjanjikan kemudahan dengan berbagai fasilitas yang tersedia, beberapa orang malah makin malas menggunakan otak dan energinya. Di Indonesia, berbagai kasus plagiasi sudah beberapa kali terjadi: musik, cerpen, bahkan skripsi dan karya-karya tulis ilmiah. Baru-baru ini, beberapa orang yang akan menjadi guru besar di beberapa perguruan tinggi dinyatakan menjiplak karya tulis ilmiah yang sudah ada.

Plagiasi, tindakan mencuri karya orang lain, jikalau ditulusuri sebab-musababnya, diawali dari salah satu atau gabungan kedua keinginan ini: memiliki popularitas dan mendapat gelar tertentu. Kalau tidak ketahuan, betapa menyedihkannya popularitas yang dibangun dengan dusta, gelar yang diraih dari hasil mencuri. Nas yang kita baca pada hari ini merupakan kecemburuan sesaat Pemazmur pada orang-orang yang meraih kesuksesan dengan cara-cara yang curang. Namun, di bagian akhir Mazmur 37, kita pun melihat adanya perubahan hati. Sebuah komitmen muncul di sana: menjaga diri untuk selalu berjalan dalam kejujuran.

Saat Yesus dicobai di padang gurun, Iblis menawarkan semua kemegahan dan kenikmatan dunia. Namun Yesus menolaknya, memilih jalan hidup yang sunyi dari gegap-gempita. Yesus menempuh jalan sunyi kejujuran, setia dalam penderitaan, dan mati menebus dosa manusia hingga bersimbah darah di atas kayu salib. Jikalau Sang Penebus sudah memberi teladan demikian, bagaimanakah sikap dari umat tebusan-Nya? -- Sidik Nugroho

"Orang yang menyukai jalan pintas dalam kehidupannya kehilangan banyak kesempatan berharga untuk menyaksikan pertolongan Tuhan."