February 14, 2014

"Saya Ingin Menggantikan..."

Juli 1941, seorang tahanan perang menghilang dari Auschwitz, sebuah kamp konsentrasi Nazi bagi orang Yahudi di sebelah selatan Polandia. Para tentara Nazi berang. Jika dalam waktu 24 jam tahanan itu tak ditemukan, 10 orang dari sekitar 600 orang di sana akan secara acak dipilih untuk dibunuh.

Waktu itu tiba. Seorang mantan serdadu akan turut dibunuh. Francis Gajowniczek namanya. Ketika menerima hukuman itu, Gajowniczek berteriak, "Oh anak-anakku, istriku yang malang!"

Keributan lalu muncul. Seorang pria yang dikenal suka membagi makanannya, ringkih, dan suka membimbing orang lain mengucapkan doa pengakuan dosa tampil ke depan. Ya, dia seorang imam Katolik. Dia berkata, "Saya ingin menggantikan tempat salah satu dari para tahanan ini." Dia menunjuk kepada Gajowniczek. "Yang itu."

Namanya Maximilian Kolbe. Ia seorang pemuda yang biasa hidup menderita sejak kecil.

Mereka lalu dibawa ke sel bawah tanah, di sebuah blok. Di sana para tahanan disiksa dengan tidak diberi makan dan pakaian yang layak. Hingga dua minggu, hanya empat dari sepuluh orang yang bertahan hidup. Dan Pastor Kolbe meninggal terakhir, di hari ke-15, setelah disuntik mati.

Tentang kepahlawanan, hidup, dan kasihnya, Paus berkata, "Berjuta-juta orang telah dikorbankan oleh kesombongan dari kekuasaan dan kegilaan dari rasialisme. Tetapi di tengah-tengah kegelapan tersebut bersinarlah tokoh Maximilian Kolbe. Di atas ruang kematian yang besar tersebut melayang-layanglah firman kehidupan-Nya yang ilahi dan kekal: kasih yang penuh penebusan." -- Sidik Nugroho

"Iman yang kecil akan membawa jiwamu ke surga; tetapi iman yang besar akan membawa surga ke dalam jiwamu." 
~ Charles H. Spurgeon ~

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.